Wednesday, January 28, 2009

Liberalisme, Kapitalisme, dan Kontroversi

Kuartal keempat 2008, dunia dihantam krisis moneter besar. Akibatnya ekonomi dunia lesu ( ya! termasuk ekonomi saya!! ==> kayanya dari dulu deh, ga melulu gara-gara krisis ekonomi). Lalu kenapa yang kena impact itu kebanyakan negara-negara yang tersohor dengan sistem Liberalis nya? Amerika dan Inggris cuma jadi contoh kecil dari negara-negara besar (dan notabene menganut sistem liberalis) yang kena dampak langsung krisis global.

Well, untuk tau jawaban itu, marilah kita telaah dan bandingkan lebih dalam dengan sistem lain yang berlaku di daratan bumi ini. Sebagai salah satu pembanding utama, gw akan coba studi kasus di Amerika Latin (tetep deh bawa-bawa AmLat...hehe).
Bentrok ideologi yang paling menonjol pertamakali antara negara liberalis (baca:Amerika) dan negara Amlat, dimulai saat revolusi Kuba. Ya, revolusi yang turut membawa tenar nama Ernesto Guevara ( bang Che Guevara ) dan Om Fidel Castro ini, salah satunya dilatarbelakangi oleh terjadinya gap yang terjadi di masyarakat AmLat akibat banyak dianutnya sistem kapitalisme di sana. Duel klasik antara Si Kaya dan Si Miskin ga bisa dihindarkan. Tahun 1959, gerilyawan akhirnya berhasil memenangkan peperangan dan menduduki tahta kepemimpinan melalui Fidel Castro.
Apa kata Amerika? Merasa kehilangan power di AmLat, terutama dengan hilangnya basis liberalisme dan sistem kapitalisme (baca lagi : investor asing) di Kuba, mereka turut kebakaran jenggot. Satu langkah besar dilakukan oleh Amerika. Ya, mereka berusaha untuk melakukan inavasi ke Kuba!! (menurut kabar burung dan beberapa penelitian, invasi ini didalangi dan disokong langusng oleh CIA. Ckckckckck, lagi-lagi ada CIA dibalik urusan sebuah negara berdaulat...). Invasi itu terjadi tahun 1961 di sebuah tempat yang kemudian terkenal....Teluk Babi. Nyatanya, Castro yang saat itu menjabat menjadi presiden turun langsung dalam perang pengusiran Amerika. Presiden yang kemudian menjadi Jenderal Perang. Castro kembali bergerilya dari bukit ke bukit, gunung ke gunung, dan pantai ke pantai (mulai lebay...). Intinya, Castro berhasil mengusir Amerika dari tanah Kuba. Lalu, apa yang dilakukan Amerika selanjutnya?? Amerika membalas Kuba dengan melakukan embargo ekonomi. Amerika tidak melakukan ekspor maupun impor barang dari dan ke Kuba. Artinya, Amerika berusaha untuk mengisolasi Kuba di bidang ekonomi. Itu yang kemudian ngebuat cerutu Kuba menjadi barang elit di Amerika. cerutu Kuba di Amerika ibarat barang yang sebenernya biasa-biasa aja, tapi jadi luar biasa karena susah bgt biar bisa masuk Amerika. (Gw sendiri belom nyobain sih sama yang namanya cerutu Kuba. Cerutu paling jauh yang pernah gw coba selama ini cuma cerutu Jawa sama Jerman. Well, gw ga terlalu suka. Entah kenapa belakangan cerutu seringnya cuma jadi simbol status doang)
Embargo ekonomi terhadap Kuba itu masih berlangsung sampai sekarang. Hillary Clinton yang sebelumnya menjadi saingan Obama untuk maju jadi Capres dari Demokrat, sudah memberi ajakan kepada Kuba untuk kembali terbuka terhadap Amerika. Menurutnya, sudah saatnya Kuba bersifat melunak kepada Amerika. Walaupun gw sampe saat ini belum baca klarifikasi dari pemerintah Kuba sendiri, tapi udah ketebak jawaban apa yang bakal dikasih Kuba. Peduli Setan!! ( Not literally sih..tapi intinya begitu). Kuba bisa survive tanpa melakukan hubungan ekonomi dengan Amerika. Kuba udah ngebuktiin bahwa bukan berarti negara Adidaya Amerika bisa mempengaruhi kedaulatan negara mereka. Kuba bisa hidup tanpa kontak dan uluran tangan Amerika selama lebih dari 40 tahun. Lagipula Kuba (dan kebanyakan negara Amlat lainnya) bisa survive dari krisis ekonomi ini dan berhasil ngebangun kekuatan ekonominya sendiri. Kuba udah berhasil matahin pendapat bahwa sistem Liberal dan Kapitalis adalah sistem terbaik yang bisa dianut oleh sebuah negara. Lebih tegasnya lagi, Kuba matahin pendapat itu dengan sistem Sosialisme Kiri Tengah, dan kebijakan politik Populis...Musuh bebuyutan Amerika sejak pasca Perang Dunia II.


Bang Guevara dan Oom Castro Semasa Muda

Contoh yang kedua diambil dari negara Venezuela. Venezuela memulai perlawanan terhadap sistem kapitalisme yang menggegeroti negaranya sejak krismon 1997 (bagi yang seumuran dan lebih tua dari gw pasti masih inget gimana parahnya krismon juga berimbas ke Indonesia==> sotoy. padahal pas itu gw baru umur 10 taun! hehe). Republik ke IV yang dibangun oleh Hugo Chavez telah menggulingkan rezim Carlos Andrez Menem yang tersohor sebagai salah satu antek negara Liberalisme di Venezuela. Belajar dari pengalaman lalu, Chavez melakukan restrukrisasi, terutama di sistem ekonominya. Keberadaan investor asing sebisa mungkin ditekan dari Venezuela. Langkah yang mungkin cukup tersohor adalah menasionalisasi tambang minyak swasta yang beroperasi di Venezuela (PDVSA). Oleh Chavez, PDVSA ini kemudian menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Venezuela. Julukan Petro-Left pun juga disandang oleh Venezuela. Kemudian salah satu langkah heboh lainnya adalah penutupan cabang-cabang fastfood McDonald's yang tersebar di Venezuela. Chavez mengusir McD dari tanah halamannya!! Waw, hal yang sungguh unik dan inspirasional! Ketegangan sempat terjadi saat masing-masing negara tidak memiliki duta besarnya untuk negara tersebut.
Chavez tetap teguh pada pendiriannya. Ia tetap menitikberatkan sektor perekonomian pada rakyatnya (Hemmmmm....semacem perekonomian rakyat yang diusung Prabowo sebagai jargon kampanyenya? Well,untuk ini gw no comment deh. Silahkan tafsirkan sendiri misi Prabowo tersebut berdasarkan track record dan pemahaman Anda tentang sistem yang diusung Prabowo tersebut). Chavez nyatanya berhasil membangung Venezuela sebagai negara yang mulai maju secara ekonomi, pun stabil dalam pemerintahan. Namun bukan berarti sistem sosialis yang dianut Chavez tanpa cacat. Ia sendiri sempat dikudeta oleh militer dan masayrakat yang berasal dari golongan pengusaha. Kebijakan Chavez membuat pengusaha merugi (sekaliugs memperkecil gap antara Si Kaya Vs. Si Miskin). tapi pada akhirnya ia berhasil naik lagi ke tahtanya sebagai pemimpin Venezuela. Chavezpun juga membuktikan, bahwa tidak melulu sistem Liberalisme dan penanaman model melalui Kapitalisme adalah solusi yang terbaik. Dengan cara dan sistemya sendiri, ia berhasil mengubah stereotipe itu. Membangun sebuah negara sosialis, namun tidak radikal secara gerakan dan kemiliteran. Dengan caranya sendiri, ia ngebangun sistem Kiri Tengah milik Venezuela. Dan lagi-lagi, Venezuela juga lolos dari krisis ekonomi yang melanda belakangan ini.


Bang Huga Chavez

Dengan melihat dua fakta yang terjadi di negara AmLat tersebut, maka ga heran kalo banyak pandangan dari ekonom dan politikus yang berubah menjadi condong mengikuti sepak terjang sistem ini. Bahkan sudah timbul beberapa anggapan bahwa sistem ini kelak akan menggantikan menjadi sistem mainstream yang menggulingkan dominasi Liberalisme...

Di abad baru ini, telah muncul pola-pola kekuatan yang baru. Neoliberalisme sebagai bentuk modifikasi dari Liberalisme klasik. Kekuatan tandingan juga muncul dari blok penganut sosialisme. Sosialisme Kiri Tengah timbul sebagai perlawanan terhadap sistem kapitalisme dan Neo Lib ini. Sosialisme Kiri Tengah merepresentasikan bentuk perlawanan terhadap penindasan, terutama di bidang ekonomi. Sama seperti Che Guevara yang merepresantasikan perlawanan terhadap kapitalisme. Pasca Krisis Ekonomi ini, skor Neo Liberalisme vs. Sosialisme Kiri Tengah = 0 - 1.



1 comment: