Monday, January 12, 2009

Alessandro Del Piero : Past, Present, and Future


Bicara soal Ale, berarti bicara tentang pemain bola idola gw sepanjang masa. Pertamanya gw ga merhatiin Ale, gw cuma suka nonton Juve. Hmmm...pertamakali nonton tuh taun 1997. Trus, gw ngeliat nih orang main. Gw lupa pas itu Juve lawan apa (maklum, waktu itu gw nulis aja masih semrawutan, masih kelas 3 SD ). Yang jelas, ini orang ganteng nongol bareng Zidane, Angelo Di Livio, Didier Deschamps, dan rekan-rekan sejawatnya. Wuihh, pertama noton dia main gw langsung jatuh hati. Gocekannya yahud, dribble mantap, speed oke, shoot juga akurat luar biasa, tampang juga...hmmmmmmm,ganteng cuy ( haha, sindrom homo gw rupanya mulai dirangsang sejak gw umur 9 taun ).

Sayangnya, November 1998 dia cedera parah pas lawan Udinese dan harus memaksanya untuk absen dari lapangan hijau selama 9 bulan. Itu artinya, dia cedera sampe musim baru (1999/2000) dimulai. Waw, banyak orang (termasuk gw) yang khawatir, dan meragukan kepulihan permainannya kalaupun dia udah sembuh. Masa-masa awal dia sembuh, diisi dengan permainan yang ragu-ragu, trauma, dan tidak konsisten. Golnya mengering, begitu juga dengan assist-assist mautnya. Sekalinya ia bermain bagus, media menuduhnya menggunakan doping, dan bahwa ia Gay! ( Waw, apa hubungan antara gay dengan permainannya? kalaupun iya...hmmmmmm, saya dan teman-teman saya pasti akan menyambut gembira kabar ini!! Haha, don't take it seriously, it's just a kidding )
Tidak lama kemudian, performanya perlahan-lahan mulai kembali. Koleksi golnya mulai terus bertambah, begitu pula dengan jumlah assistnya di setiap musim. Namun, permainan Ale di kala ini, berbeda dengan gaya permainan Ale sebelum cedera. Ia tidak benyak mendribble bola sambil melakukan sprint. Kendati sesekali tetap memamerkan dribbling mautnya, ia lebih sering melakukan permainan one touch. Pass dan lari ke depan untuk mencari ruang. Namun, kali ini permainannya lebih efektif, dan sering pula gerakannya dikombinasikan dengan placing shoot yang akurat. Di masa-masa inilah ia menjabat kapten Juve secara permanen. Pertimbangan utamanya adalah, Ale tidak pernah membuat masalah baik di dalam dan di luar lapangan. Ia sosok yang pendiam, namun berwibawa dan sering dijadikan panutan oleh rekan-rekannya, bahkan yang lebih senior sekalipun. Ia mewarisi ban kapten itu dari dua senior yang sebelumnya bergantian mengkomandani Juventus, Antonio Conte dan Ciro Ferarra. Dengan begitu, ia resmi tidak menjabat sebagai Pangeran Turin lagi, melainkan Raja Turin. Sempat juga Ale menjabat sebagai Raja Italia, dengan turut memegang ban kapten timnas italia, kendati dalam jangka waktu yang tidak lama.

Musim 2006/2007 menjadi musim pertama Juve resmi terdegradasi ke serie B akibat skandal Calciopoli. Di saat rekan-rekannya mulai pindah tempat karena tergiur tawaran dari klub lain (sebut saja Zlatan Ibrahimovic, Patrick Vieira, Emerson, Gianluca Zambrotta), ia masih bertahan di Juve. Bermain di serie B dan menerima pemotongan gaji akibat krisis, bukanlah sebuah masalah bagi Ale. Seorang pemain berkelas dengan dedikasi yang tinggi. Salut untuk Ale, Nedved, Buffon, Camoranesi, Trezeguet dan pemain lain yang masih tetap loyal di Juve.

Di serie B, Juve benar-benar terlalu perkasa. Memastikan tempat pertama untuk kembali promosi ke Serie A, belum lagi ditambah dengan gelar topskorer serie B yang direbut oleh Ale. Sekembalinya ke Serie A, juve langsung tancap gas. Kendati hanya menempati posisi tiga di akhir musim, Ale kembali memperoleh tahta topskorer, dan kali ini di Serie A. Dan silahkan tebak siapa pemain kedua yang bertengger di bawah Del Piero dalam topskorer serie A 2007/2008 ? Ya, David Trezeguet yang tidak lain dan tidak bukan adalah partner Ale di lini depan Juve.

Kendati sudah menua, Del Piero masih bergaung di musim ini. Di usianya yang ke-34, Ale masih sempat merasakan standing ovation dari suporter lawannya. Melawan Real Madrid di Santiago Bernabeu, Ale dengan luar biasa mencetak dua gol kemenangan Juva. Gol itupun terjadi melalui proses luar biasa. Yang satu melalui freekick andalannya, dan satu lagi dengan long shoot luar biasa setelah ia mendribble bola melewati hadangan Sergio Ramos dan Fabio Cannavaro. Dan sebagai tambahan, kedua gol itu bahkan memaksa Iker Casillas (sang kiper terbaik Spanyol, dan salah satu yang terbaik di dunia) hanya melongo tanpa sempat bergerak. Ya, wajar kalau publik Madrid pun ikut tercengang. Walaupun mereka 'dikalahkan' oleh Ale, tapi mereka sangat respek terhadap permainan Ale yang luar biasa. Standing ovation dari merekapun layak untuk Ale dapatkan. Khusus untuk musim ini pula, Ale masih menjadi tulang punggung bagi timnya. Gol-gol dan pergerakannya kerapkali menolong Juve meraih kemenangan.

Kebanyakan dari gol-gol yang ia cetak musim ini lahir dari freekick mautnya. Di luar Beckham, Juninho, Roberto Carlos, dan Pirlo, Ale juga diakui sebagai salah satu freekick taker terbaik di dunia. Entah kenapa, feeling gw, Ale di musim ini bakal agak susah mencetak gol dari open play. Speednya sudah banyak berkurang akibat dimakan usia. Walau begitu, dribblenya sekali-sekali masih mentap..apalagi freekicknya, yang memang sudah terbukti maut.

Sayang, waktu ga bisa berhenti. Ale pasti akan terus menua, hingga tiba saatnya dia untuk pensiun. Entah dua musim lagi, atau tiga musim lagi. Yang jelas, permainan Ale dari muda hingga sekarang masih melekat di pikiran gw. Ada pemain hebat baru yang munculpun (bahkan melebihi Zidane sekalipun), Ale masih pemain nomor satu dalam list gw. Sekarang saatnya gw mencari sosok pemain baru untuk dikagumi. Hingga kini, Messimenjadi kandidat utama. Tapi sehebatnya Messi, tetep ga ngalahin Ale di mata gw..hehe. Goodluck for the future Ale!

*tambahan : Ale adalah salah satu pemain Italia yang mengoleksi variasi gelar terbanyak di level klub maupun timnas. Berikut adalah gelar yang pernah diperoleh oleh Ale : Scudetto, Coppa Italia, Champions League, Piala Interkontinental ( waktu itu : Toyota Cup ), Piala Dunia, Top Skorer Serie A, Top skorer Piala Interkontinental, Pemain terbaik Serie A.
Selain itu, Ale juga tercatat sebagai pemilik rekor gol terbanyak di Juve, melampaui rekor legenda Juve sebelumnya (Gianpiero Boniperti, 182 gol), dan turut pula meramaikan 'Klub 100', yaitu kelompok pemain yang sudah mencetak lebih dari 100 gol di Serie A.

No comments:

Post a Comment