Tuesday, January 13, 2009

Kopi dan Tipi

Selasa 13 Januari 2009, Pukul 03:27
Gw keluar subuh-subuh ke warung langganan deket rumah dengan niat beli rokok.
Kenapa harus pagi-pagi? Maklum..gw lagi bikin satu proyek, dan entah gw selalu gw tersugesti bahwa ide gw akan lebih mengalir dengan lancar kalau ditambah rokok. Padahal,hehe..kebalikannya. Menurut penelitian yang pernah gw baca entah dimana (koran apa majalah..gw lupa) rokok justru dapat mengakibatkan brain damage dan memperpendek ingatan. Emang dasarnya aja gw cuek (hmmmm....bego mungkin? hehe)
Oke, gw sampe ke warung di jalan raya seberang kompleks rumah gw, setelah melalui perjalan yang cukup 'spooky' (mengingat gw baru melalui sebuah rumah tua yang cukup lama kosong, dengan leher merinding). Mengenal sang penjaga warung yang sedang menikmati secangkir kopi, gwpun membuka percakapan sambil membeli rokok. "Wah..jam segini masih belum tidur pak?", tanya gw.

"Saya baru bangun nih de', sekalian nungguin sholat subuh", jawab sang penjaga warung
Gwpun bertanya lagi "Bagus deh pak. Ngomong-ngomong, nunggunya sambil ngopi aja? Ga ngantuk lagi apa?"
Dan kembali dia menjawab "Iya nih. Palingan sambil nonton tipi aja tuh" jawabnya seraya menunjuk televisi seukuran 3" yang tersembunyi di balik jariknya, dengan layar hitam-putih dan suara dipelankan.

Mendengar kata 'tipi' diucapkan dengan logat yang khas alakadarnya, gw sedikit tersenyum. Sepintas pikiran gw teringat dengan lagu lama, "Coffee and TV" dari Blur. Hmmmm, imej bapak penjaga warung yang menikmati secangkir kopi sambil menonton sebuah televisi, terkhayalkan jadi video klip lagu itu.
Selepas gw beli rokok, Bapak itu berpesan "De', masih muda jangan kebanyakan ngerokoklah. Ga bagus buat badan. Saya aja umur segini, walaupun sering ngopi tapi ga ngerokok"
Sesaat gw terdiam, kemudian mengamati sekeliling tempat duduk bapak itu. Benar juga, ga ada asbak kotor yang biasanya ada di teras belakang gw. Ga ada serpihan abu yang biasanya berceran di seputar meja teras gw. Ga ada puntung rokok yang sekali-sekali terlihat di sudut-sudut taman belakang. Lantas gw pun menjawab "Iya pak, saya juga sempat mau berhenti. Mungkin akan saya pikirkan lagi. Terimakasih buat rokoknya"

Sepanjang perjalan pulang, gw teringat dengan bapak itu. Bapak yang bangun pagi-pagi untuk nungguin sholat subuh. Bapak yang menasihati gw dengan kata-kata yang berguna. Dan bahkan bapak itu mungkin cuma tamatan SD atau SMP (sorry, no offense..really), tapi bisa ngebuat gw mikir lagi kata-katanya. Petuah yang ga dipenuhi rumus, tanpa sajak, dengan bahasa yang mudah dimengerti dan logat alakadarnya. Seruas jalanan yang angker itupun ga kerasa udah lewat, selagi gw teringat sama bapak-bapak itu.

Hehe...gw kembali menyunggingkan senyum. Kalau tiba saatnya gw mau melakukan nasihat yang dianjurkan bapak itu, gw pasti akan ingat bapak penjaga warung itu. Yang menikmati kopi sambil menonton TV di kala nunggu sholat subuh. Hmmmmmm....kopi dan tipi (kembali lagu coffee and tv bergema di pikiran gw)

2 comments:

  1. Kurangi ngerokok save the earth juga loh. .
    Hehe. .
    tapi gapapa sih banyak ngerokok asal di kamar sendiri aja, jangan memfogging orang lain. .
    Xp

    ***
    http://www.rifamulyawan.co.nr

    ReplyDelete
  2. hehe..sip sip
    Niatnya sih udah ada, usahanya yang belom fa, haha

    ReplyDelete