Tuesday, February 10, 2009

Politik itu Seperti Udara

Hari ini, gw mendapat kuliah yang sangat inspiratif sekali (dan juga satu semester ke depan, selama tiap senin). Kenapa? Dosen yang mengajar gw benar-benar orang cerdas, bisa membangkitkan motivasi, dan yang terpenting....idealis dan nasionalis sekali!
Ya, namanya Eep Saefulloh Fatah. Mungkin nama ini udah akrab di telinga Anda. Ya, beliau adalah pengamat politik (yang juga pernah terjun ke dunia politik praktis), dan seringkali diundang menjadi pembicara di berbagai seminar bergengsi (baik dalam negeri maupun luar negeri), serta bermacam televisi.
Hari ini pula, ada satu bagian pernyataan yang buat gw sangat bagus sekali, dan pingin gw quote.

"Kita semua adalah pelaku politik, namun berdasarkan persentase masing-masing. Ingat, penuntutan hak dan perjuangannya juga merupakan sebuah proses politik. Anda tidak akan pernah lepas dari politik, terlepas dari suka-tidak suka dan peduli-tidak pedulinya anda terhadap politik. Masalahnya, politik itu seperti udara. Kotorpun Anda harus tetap hirup, tidak mungkin Anda terus-terusan menahan nafas. Contohnya ketika kebijakan kenaikan harga BBM diberlakukan. Walaupun Anda meyakinkan penjaga pom bensin bahwa anda bukan pendukung pemerintahan SBY-JK, hal itu tidak akan berpengaruh. Anda tidak mungkin membayar kurang dari orang lain dengan argumen tersebut. Kenapa? Karena politik dalam berbagai tingakt sudah memasuki aspek kehidupan, bahkan ke bagian terkecilpun. Satu-satunya yang bisa Anda lakukan kalau Anda peduli dengan kebersihan udara itu adalah, membersihkannya sedikit demi sedikit"

Mungkin terdengar biasa, dan perumpaan yang ga aneh juga. Tapi yang jadi ga biasa adalah, kata-kata itu dikeluarkan oleh Mas Eep. Seorang yang gw cukup kenal betul kredibilitasnya. Seorang yang pernah merasakan duduk di bangku MPR hanya untuk 2 bulan, karena tidak bisa mentolerir praktek dan kebusukan yang ada di lingkungan itu. Kata-kata yang terdengar lebih kuat, karena didasarkan kepada prinsip yang kuat.
Nyatanya, beliau termasuk salah satu tokoh pemuda yang menggerakan reformasi. Dan gwpun cukup sepaham tentang ketidaksiapan Indonesia menanggung reformasi yang kebablasan, keterbukaan terhadap gerontokrasi, dan lain-lain. yang ngebuat gw makin senang, gw memikirkan ketidaksetujuan itu jauh sebelum beliau ngomong sendiri ke gw. Ibaratnya...gw mengeluarkan pendapat beserta argumen yang kemudian didukung penuh oleh Eep Saefulloh. Waw....puas, dan gw makin percaya bahwa beliau adalah salah satu tokoh yang sangat mungkin membangun bangsa ke arah yang baik (terutama, sesuai dengan keinginan gw..mengingat gw punya beberapa kesamaan pendapat, dan posisi beliau di politik sudah sangat diakui).
Selamat berjuang Mas Eep! Sampai jumpa di kuliah berikutnya!

No comments:

Post a Comment