Friday, March 27, 2009

Dua Pertanda Kejatuhan Presiden Soeharto

Fakta ini gw dapet di kuliah Sistem Politik Indonesia, di bawah ajaran Mas Eep Saefulloh. Sebagai salah satu tokoh muda pada masa reformasi, beliau tentu mempelajari sepak terjang presiden Soeharto, dan bahkan berhasil menemukan 2 fakta unik yang menjadi pertanda kejatuhan Soeharto.

Pertanda yang pertama adalah, saat sidang MPR/DPR 1997 resmi mengangkat Soeharto sebagai presiden Indonesia untuk yang ke-enam kalinya secara beruturut-turut. Ketua MPR/DPR saat tu, Harmoko, meresmikan hasil rapat (memilih kembali Soeharto), yaitu dengan cara mengetuk palu tiga kali. Dan tebak apa yang terjadi? Kepala palu terlepas, tepat pada saat palu tersebut diketuk untuk yang ketiga kalinya.

Pertanda yang kedua juga terjadi di tahun 1997. Di tahun tersebut, banjir besar pertamakali melanda Jakrta, hingga menggenangi Istana Negara. Efeknya, karpet istana bahakan sampai basah karena banjir tersebut. Dan, kala itu Soeharto langsung memarahi habis-habisan menteri lingkungan hidupnya ( Sarwono Kusumatmaja ). Apa pasal?
Konon pada pertangahan tahun 1970-an, Soharto pernah menemui 'orang pintar', untuk diajak konsultasi. Saat itu, Soeharto bertanya "Kapankah tiba saatnya Saya harus mundur dan meletakkan jabatan Saya sebagai presiden Indonesia?"
Dan 'oran pintar' tersebut menjawab "Ada satu pertanda. Saat lidah air menjilat kakimu, itulah saatmu harus mundur"....

Well, no wonder kalau Soeharto kala itu mengamuk habis kepada menteri lingkungan hidupnya yang dianggap turut bertanggung jawab menggenangi istananya....

No comments:

Post a Comment