Di tengah kepulan asap, imajiku menguap
Berdirilah dia bercakap lantang
Elok, seolah menantang
Tampil demi tepis gigil
Terampil walau kecil
Harapku pandang Bapak
Dengar ia ucap 'Tidak!'
Seribu Duaribukalipun...
Asal menir minta ampun
Tabirpun menanggap, sosok besar terlihat
Diam, manut, tidak kuat
Gagah tapi lemah
Inikah kini sosok sang pemurah?
Imaji hanya fantasi
Tabirlah realisasi
Mimpiku hanyalah bayang langu
Dari masa lalu
No comments:
Post a Comment